DENPASAR, Bali – Mendekati pertandingan perdana di Series 4 BRI Liga 1 2021/2022, Persita masih menggeliat di bursa transfer. Kali ini Persita kedatangan Pendekar penjaga lini pertahanan yakni Dedy Gusmawan. Pemain yang berposisi sebagai centre-back ini resmi bergabung dengan Persita sejak pekan lalu. Dedy pun termasuk di skuad Persita yang telah mendarat di Bali.

Pemain kelahiran Tanjung Morawa, Sumatera Utara, 36 tahun yang lalu ini mengaku sudah sejak beberapa saat yang lalu mendengar ketertarikan Persita terhadapnya. Tapi barulah pekan lalu semua bisa difinalisasi. “Pas kita selesai kompetisi di Liga 2 itu saya sebenarnya sudah dengar ada tawaran. Tapi mungkin masih banyak pertimbangan dari Persita. Jadi prosesnya lumayan lama juga. Ya sampailah seperti detik terakhir kompetisi baru akhirnya fix. Pas pertama ditawarin yang pas selesai kompetisi Liga 2 itu langsung berminat karena kita tahu sendiri. Senang lah dikaitkan sama tim sebesar Persita ini,” ujar Dedy yang merasa sangat tersanjung bisa tergabung di skuad Persita.

“Bangga dan merasa luar biasa gitu karena kita tahu historinya Persita itu dari zaman dulu dihuni pemain-pemain nasional yang luar biasa. Jadi suatu kebanggaan bisa ditawari awalnya,” lanjutnya. 

Kembali berkompetisi di kasta tertinggi, Dedy sudah melakukan banyak persiapan, mengingat hawa kompetisi Liga 1 dan Liga 2 tentunya berbeda. “Pastinya beda lah. Karena Liga 2 dan Liga 1 kan jauh berbeda, Pastinya harus lebih kerja keras ekstra karena ada pemain asing dan juga label pemain lokalnya juga label pemain nasional, beda sama Liga 2. Palingan normalnya ya latihan tambahan aja waktu jeda libur itu. Karena faktor usia juga enggak bisa dibohongi. Kalau kita enggak latihan lebih, pasti ketinggalan sama yang muda-muda di tim atau di lawan,” kata Dedy lagi.

Sebagai pemain senior, Dedy sudah tahu apa yang harus dilakukan dengan seabreg pengalaman. Pengalaman yang juga tentunya bisa jadi contoh dan masukan untuk rekan-rekan lain yang rata-rata masih berusia muda. “Sama sih kayak waktu di tim sebelumnya karena saya juga yang paling tua. Palingan mengayominya dengan memberikan contoh yang baik ke teman-teman. Bahwasanya pemain senior itu juga sama seperti mereka yang memang butuh latihan ekstra juga.”

Tapi untungnya, Dedy tidak mengalami kendala berarti untuk urusan adaptasi. Mengingat beberapa pemain Persita juga sudah dikenalnya dekat. “Alhamdulillah karena rata-rata teman-temannya juga pernah main sama, jadi enggak terlalu lama untuk adaptasi. Rata-rata sudah kenal semua. Sama Agung dekat karena mungkin satu daerah juga. Kalau seumpamanya libur kompetisi kita Sering main bareng, sering kayak fun football bareng.”

Dengan deretan pemain lokal di lini belakang saat ini, Dedy tak ragu Persita bisa berbenah di sisa kompetisi. Meski tanpa pemain asing, Dedy yakin chemistry antar pemain belakang saat ini sudah terjalin sangat baik. “Saya sempat berapa kali nonton Persita. Sekarang tergantung pelatih sih. Karena mungkin strategi di putaran kedua ini lebih banyak defender, apalagi kita enggak punya pemain asing di posisi ini. Mudah-mudahan kita bisa berkontribusi lebih yang selama ini jadi PR dari pelatih. Saya yakin dengan pemain belakang lokal. Dengan Agung dan Syaeful saya pernah main bareng, sudah sama sudah mengerti, chemistry-nya ada.”

Kepada pendukung Persita pun, Dedy memohon restu untuk bisa mengarungi kompetisi dengan baik dan maksimal. “Mohon doanya untuk semua seluruh pecinta supporter Persita Tangerang, Kami di sini saya mewakili pemain juga pasti berjuang benar-benar. Mudah-mudahan dengan doa dan dukungan supporter, kami bisa meraih hasil yang baik di putaran kedua.”