TANGERANG, Banten – Jelang dimulainya kompetisi Liga 1, Persita terus berbenah dan menggeliat aktif di bursa transfer pemain. Setelah sukses mendatangkan Taufik Febriyanto, Edo Febriansah dan Hamka Hamzah, Persita juga memastikan akan memperkuat skuatnya dengan dua Pendekar muda yang baru.
Dua punggawa yang akan bergabung dan membela Persita musim depan adalah Miftah Anwar Sani dan Dallen Doke. MIftah musim lalu berseragam Perserui Badak Lampung, sementara Dallen di Bali United. Dallen juga sempat mengikuti Training Camp untuk timnas U-23 di bawah kepemimpinan pelatih Indra Sjafri tahun lalu.
Ditanya soal keputusannya bergabung dengan Persita musim ini, pemain berusia 24 tahun ini menyebut salah satu alasan utamanya adalah karena sosok Pelatih Kepala Widodo C. Putro. “Yang pertama kan yang paling ini saya yakin bersama Coach Widodo. Coach Widodo pelatih bagus dan saya juga pengin berprestasi lagi jadi saya pengin kerja sama dengan Coach Widodo,” ungkap MIftah seusai resmi menandatangani kontrak dengan Persita.
Selain pertimbangan pelatih, Miftah juga senang bisa bergabung dengan Persita karena secara lokasi, ia lebih dekat dengan keluarga. “Dari segi lokasi lokasi juga dekat dengan keluarga. Itu juga jadi bahan motivasi sendiri buat saya. Lebih dekat dengan keluarga lah intinya. Enggak terlalu jauh kayak musim sebelumnya. Saya asli Bandung tapi keluarga saya asli Tangerang, di Sepatan.”
Miftah yang memulai karier profesionalnya saat kompetisi ISC tahun 2016 lalu ini tentu punya segudang pengalaman penting. Belajar dari apa yang dialaminya di klub sebelumnya yang kini terdegradasi ke Liga 2, Miftah sudah mempersiapkan diri sejak awal untuk bisa menampilan prestasi terbaik bersama Persita kelak.
Mulai profesional saya mulai waktu itu 2016 ISC pertama kali. Saya dari masuk anggota (TNI), kemudian saya ditarik PS TNI, kemudian dari PS TNI di sana satu musim, saya U-21 dulu, naik musim berikutnya ke PS TNI senior, kemudian saya sempat dipinjamkan ke Madura, terus 2019 di Badak Lampaung, 2020 di Persita Tangerang.
“Pelajaran yang terpenting, Liga 1 itu keras. Persaingannya ketat. Jadi enggak ada istilah kata leha-leha atau apa. Seratus persen kerja keras. Biar kita berbicara banyak, bisa berprestasi, hasilnya juga bagus,” kata Miftah yang juga mengaku mudah beradaptasi dengan sesama pemain Persita sejak awal pekan lalu bergabung di sesi latihan. “Ya anak-anak welcome, terus rekan yang lain juga pemain bagus, mudah-mudahan kita di tim ini juga bisa bekerja dengan baik, bisa mengarungi kompetisi dengan hasil yang bagus.”
Tak lupa, Miftah ikut menyampaikan pesan untuk para pendukung Persita untuk terus mendukung tim untuk bisa berprestasi di Liga 1 nanti. “Untuk supporter, yang pertama, penuhi tribun tiap pertandingan itu. Minimal tiket habis. Minimal itu, maksimalnya bisa meluber. Terus, yang kedua tetap kompak, enggak usah berlebihan. Mendukung fanatik bisa, tapi kalau berlebihan sampai merugikan klub, itu jangan sampai terjadi. Kemudian yang terakhir, sama-sama berdoa biar kita berprestasi.
Tetap Jadi Diri Sendiri
Selain Miftah, satu lagi punggawa muda yang akan berseragam Persita musim ini adalah Dallen Doke. Eks pemain belakang Bali United ini dipastikan akan menyandang gelar Pendekar Cisadane usai merampungkan kontrak awal pekan ini. Dallen yang kelahiran 2 Januari 1998 ini dulu pernah juga dilatih Widodo C. Putro di Bali United. Itu juga yang jadi alasan utama Dallen bergabung dengan Persita.
“Yang pertama aku pengin gabung Persita untuk cari jam terbang untuk cari jam main. Karena di sini juga ada Coach WCP yang udah kenal aku. Habis itu aku juga hubungan sama dia. Dan aku disuruh ke sini dan juga dekat rumah,” ujarnya.
Sempat merumput bersama Bali United, Dallen mengaku banyak pelajaran yang didapatnya. Pemain yang juga sempat berkarier dua tahun di Spanyol ini berjanji akan menerapkan pelajaran-pelajaran yang didapatnya selama di Bali United untuk diterapkan di Persita kelak. “Kalau di Bali sih pertama dari sisi profesionalnya, di timnya, dan pemain-pemainnya di situ banyak banget pemain yang kualitasnya udah top banget. Pemain asing dan pemain lokalnya juga pengalamannya udah banyak banget. Jadi itu yang aku ambil dari situ. Pengalaman-pengalaman aku yang ada di Bali United aku bisa bawa ke sini.”
Ya, tetap jadi diri aku aja. Gimana aku ngelakuin hal sehari-hari. Dan semoga itu juga berdampak ke teman-teman aku,” tambahnya.
Sementara itu, untuk urusan adaptasi dengan pemain lain, Dallen mengaku tak memiliki masalah. “Enggak ada masalah sih, semua welcome sama aku. Meskipun aku pemain muda, tapi mereka respek aku dan aku juga respek ke mereka, sama sih di mana aja juga seperti itu. Dan dari awal aku datang, mereka baik sama aku.”
Di posisi bek, mau tak mau nantinya Dallen harus bisa membuktikan diri dan bersaing untuk bisa jadi pilihan utama. Tapi ia tak terlalu mempermasalahkan soal persaingan di lini belakang nantinya. “Yang pertama aku untuk pribadi aku bisa main, bisa banyak main di sini dan aku bisa jadi regular. Dan untuk Persita nya semoga kita bisa tetap bertahan di Liga 1 dan bisa jadi kejutan lah. Kalau optimis sih aku harus otimis. Karena sama kayak di Bali juga. Di Bali persaingannya sangat ketat dan aku udah alamin itu. Di Bali ada 3 pemain dan 2 pemain itu sangat bagus dan berpengalaman dan aku udah pernah ngelewatin itu. Jadi ini bukan hal baru untuk aku, untuk bersaing. Itu normal di setiap tim dan bagus juga untuk tim ini.”
Selamat datang dan selamat berjuang, Pendekar!
